Senin, 26 Agustus 2019

Senja yang kudamba menghilang begitu saja~

Tuan, kau tau sesuatu?
Waktu sangat berpihak padaku akhir akhir ini.
Ia memberikanku banyak kenangan yang luar biasa disetiap detiknya.
Memandangmu dengan teduh contohnya.
Kau tau lagi?
Ntah berapa juta kata lagi yang akan aku tuliskan tentangmu tanpa aku lontarkan.
Walaupun begitu, tetaplah menjadi tema utama dalam buku harianku.

Maaf jika mata ini semakin lama untuk memandangmu,
Semakin lama untuk mencari ragamu yang terkadang tidak disisi,
Karna hadirmu begitu menyejukkan hati.

Tuan, namun ada satu hal yang tidak bisa tertahan;
Aku tidak bisa menatapmu lebih dari 3 detik,
Kekhawatiran itu selalu hadir, apabila kau dan aku tidak lagi berada dalam satu titik.

Jikalau saja aku kembali meminta,
Aku hanya ingin meminta waktu utk lebih lama lagi menyatukan tatapmu dengan tatapku,
Karna bagaimana pun, rasa hadir karna telah terbiasa.

Namun tuan, apabila tidak lagi kau temukan aku yang sedang menatapmu.
Percayalah, aku hanya mencoba cara lain untuk mengungkapkan rasa ini.
Lewat doa doa yang aku semogakan contohnya.

Kemudian;
Perlahan senyummu pudar,
Tenggelam dalam gelap malam,
Namun masih tersimpan di tengah cahaya rembulan.
Tuan, banyak teka tekimu yang masih berusaha aku pecahkan,
Namun diantara banyaknya teka teki itu, ada satu hal yang aku rasa sudah kumengerti apa jawabannya.
Prihal rasa yang kau punya misalnya.

Tidak tuan, jangan khawatir.
Aku hanya sekedar mengagumimu, jikalau kau tidak mengizinkanku maju ketahap selanjutnya maka aku akan tetap disini,
Mencoba kembali mengerti;
Mengagumi seorang diri memang sudah menjadi tugasku ketika menemukanmu.


Awalnya, senja hanya milikku.
Perlahan senja menjadi milik kita,

Saat ini bahkan pagi begitu cerah menyambut salah satu orang yang masih memilih bertahan mengagumi, setelah hampir pergi sebab dengan mengagumi seorang diri membuat hatinya begitu merana. Cepat atau lambat kemudian membuat hatinya mati tidak tersisa.

Tuan, apabila kau tidak lagi menemukan bentuk senyummu dalam sajakku, percayalah aku hanya sedang berusaha meredam rasa ini agar tidak lepas sebebas bebasnya.
Apabila kau tidak lagi menemukan tatapku yang mencarimu, percayalah aku hanya berusaha untuk tidak mengganggumu.
Dan apabila kau rasa aku perlu untuk melanjutkannya maka datanglah, katakanlah padaku bahwa kau mengizinkanku untuk terus memupuk rasa itu.

Jikalau tidak, abaikan lah saja tuan.

Biarkan menjadi bentuk rupa orang sederhana yang sedang menahan perasaannya hingga hilang tidak tersisa.


  • Nandini'2019

0 comments:

Posting Komentar